Kamis, 22 September 2011

PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM

PERALATAN DASAR LABORATORIUM KIMIA

Bekerja di laboratorium tidak bisa lepas dari penggunaan peralatan laboratorium khususnya peralatan gelas. Guna menjamin kualitas kerja di laboratorium, pemahaman yang baik bagaimana cara penggunaan dan perawatan peralatan gelas adalah sangat penting.
Kemampuan menggunakan alat gelas dengan tepat (accurate), cermat (precision), andal (reliable), mantap (stable), cepat (Quikly), dan selamat (safety) merupakan kunci kesuksesan kerja di  laboratorium
Kesuksesan kerja dilaboratorium selain ditentukan oleh ketepatan dalam pemilihan prosedur dan pengeloaan bahan kimia, ditentukan pula oleh kemampuan dalam menggunakan peralatan gelas. Kemampuan pekerja laboratorium dalam mengoperasikan alat gelas tergantung dari pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang dimilikinya.
Agar siswa ataupun laboran dapat bekerja di laboratorium secara baik maka harus mempunyai kemampuan yang baik mengenai teknik  menggunakan alat laboratorium khususnya peralatan gelas. Dengan kata lain untuk dapat bekerja dilaboratorum dengan baik, maka seorang harus  menguasai teknik penggunaan peralatan gelas yang baik. Seorang yang telah menguasai teknik pengoperasian peralatan gelas dengan baik maka akan dapat bekerja di laboratorium lebih profesioanal

Peralatan Dasar yang digunakan di laboratorium terbagi menjadi 3 :
  1. Peralatan gelas ( glass ware equipment )
  2. Peralatan bukan gelas ( non glass equipment )
  3.  peralatan pemanas ( heating equipment )
  4. Peralatan untuk menimbang ( balance )

Peralatan Gelas dibagi menjadi 3 :
  1. Peralatan gelas dasar
Contoh : tabung Erlenmeyer, gelas kimia ( beaker gelas), corong gelas, corong pemisah, tabung reaksi, gelas arloji, corong buchner, kondensor, labu pemanas, botol reagen, pengaduk gelas, pipet tetes, cawan Petri
  1. Peralatan gelas untuk pengukuran
Contoh : pipet ukur, pipet volume, buret, gelas ukur, labu volume
  1. Peralatan gelas untuk analisis
Contoh, thermometer, hygrometer, piknometer, hydrometer

Peralatan laboratorium yang terbuat dari gelas harus memiliki sifat satu diantaranya :
  1. tahan panas ( pyrex )
  2. tahan terhadap kenaikan suhu mendadak ( borosiklat )
  3. dapat dipanaskan pada api  tanpa menjadi kusam (soda lime)

 Prinsip-prinsip penggunaan alat gelas secara umum adalah:
1.      Alat gelas harus bersih dan kering
2.       Skala yang ditunjukkan pada alat gelas terlihat dengan jelas
3.       Alat gelas berfungsi dengan baik (tidak cacat)
4.       Pada proses penggunaan suhu tinggi harus digunakan alat gelas yang tahan panas
5.       Jika digunakan untuk mengukur atau memindahkan cairan yang berbahaya maka tidak boleh menggunakan anggota tubuh secara langsung namun dengan menggunakan alat bantu dan alat keselamatan kerja.
6.      Menuangkan cairan kedalam cairan yang lain harus diperhatikan urutannya, karena urutan yang salah dapat menimbulkan letupan bahkan ledakan.
PERALATAN GELAS DASAR
1.  Tabung Erlenmeyer (Erlenmeyer flask)
Tersedia berbagai ukuran erlenmeyer diantaranya adalah 50 ml, 150 ml, 250 ml dan 1000 ml.

Fungsi tabung erlenmyer diantaranya adalah:
·      sebagai tempat mereaksikan bahan kimia
·      untuk menempatkan larutan yang akan dititrasi
·      sebagai wadah media untuk pertumbuhan mikroba


2.  Gelas beker (beaker glass)
Tersedia berbagai ukuran gelas beker diantaranya100 ml, 250 ml, 500 ml, 1000 ml, dan 2000 ml. Fungsi dari gelas beker diantaranya adalah :
·      sebagai tempat mereaksikan bahan kimia
·      membuat larutan, untuk menempatkan larutan
·      menampung bahan kimia berupa larutan, padatan, pasta ataupun tepung
·      melarutkan bahan dan memanaskan bahan.

3.  Tabung reaksi (test tube )
Tersedia berbagai ukuran tabung reaksi yang besarnya ditentukan berdasarkan ukuran diameter. Diantara ukuran tabung reaksi adalah 25 ml, 50 ml, dan 100 ml.
Tabung reaksi berfungsi :
·      untuk tempat mereaksikan dua larutan / bahan kimia atau lebih
·      sebagai tempat pengembang- biakanan mikroba, misalnya pada pengujian penentuan jumlah bakteri.
Tabung reaksi dalam penggunaannya biasanya dibantu dengan penjepit kayu untuk memudahkan pemanasan bahan yang direaksikan dan untuk menghindari yang ditimbulkan dari reaksi.

4.  Gelas arloji (Watch glass)
Tersedia berbagai ukuran tabung reaksi yang besarnya ditentukan berdasarkan ukuran diameter. Ukuran gelas arloji ada yang kecil, sedang dan besar.
Fungsi gelas arloji adalah :
·      sebagai tempat menimbang bahan berupa padatan atau pasta, 
·      menutup wadah saat proses penguapan atau pemanasan.
·     Tempat untuk mengeringkan padatan dalam desikator


5.  Botol reagen (reagent bottle)
Tersedia berbagai ukuran botol reagen diantaranya adalah 250 ml, 500 ml, 100 ml dan 2000 ml. Botol reagen digunakan untuk menampung reagen (bahan kimia).

6.  Gelas pengaduk ( stirring rod )
Gelas pengaduk terbuat dari bahan kaca yang tahan panas, fungsinya antara lain :
·       untuk membantu menuangkan cairan dalam erlenmeyer atau gelas beker
·      mengaduk padatan dalam pembuatan larutan
·      membersihkan alat gelas seperti tabung reaksi erlenmeyer dengan dialapisi kertas tisue terlebih dahulu.
Ukuran gelas pengaduk ada yang panjang dan ada yang panjang tergantung dari penggunaannya.

7.  Pipet tetes (dropper disposable pipet)
Tersedia hanya satu jenis pipet tetes. Pipet tetes berfungsi untuk membantu memindahkan cairan dari wadah yang satu ke wadah yang lain dalam jumlah yang sangat kecil dari tetes demi tetes. Hal ini penting terutama dalam membantu menepatkan pengukukuran larutan dan pada waktu pengenceran.
8.  Petridish (cawan petri)
Cawan petri : berbentuk seperti gelas kimia yang berdinding sangat rendah. Terbuat dari kaca borosilikat tahan panas. Fungsinya :
  • sebagai wadah menimbang
  • menyimpan bahan kimia
  • membantu menumbuhkan mirkroha pada analisa mikrobiologi
9.  Corong gelas (funnel conical)
Tersedia berbagai ukuran corong gelas diantaranya adalah kecil, sedang dan besar. Corong gelas  berfungsi untuk membantu memindahkan larutan dari wadah yang satu ke wadah yang lain terutama yang bermulut kecil. Corong gelas kecil digunakan untuk memindahkan larutan kurang dari 100 ml, sedangkan corong sedang untuk 100-500 ml dan yang besar untuk larutan larutan yang lebih dari 500ml. Disamping untuk membantu memindahkan larutan dari wadah yang satu ke wadah yang lain corong gelas digunakan pula untuk membantu proses penyaringan khususnya untuk menaruh kertas saring. Gambar berbagai jenis corong gelas dapat dilihat pada Gambar berikut

10.   Corong pemisah (separating funnel)
Tersedia berbagai ukuran corong pemisah diantaranya adalah : 250 ml, 500 ml dan 1000 ml. Corong pemisah berfungsi untuk memisahkan cairan atau pasta dari dua campuran atau lebih yang berbeda berat jenisnya. Dalam penggunaannya corong pemisah biasanya ditempatkan pada ring besi yang dipasang pada statif. Gambar berbagai jenis corong pemisah adalah sebagai berikut:
    

11.  Desikator ( desiccator )
berupa panci bersusun dua yang bagian bawahnya diisi bahan pengering, dengan penutup yang sulit dilepas dalam keadaan dingin karena dilapisi vaseline. Ada 2 macam desikator : desikator biasa dan vakum. Desikator vakum pada bagian tutupnya ada katup yang bisa dibuka tutup, yang dihubungkan dengan selang ke pompa. Bahan pengering yang biasa digunakan adalah silika gel.
Fungsi :
- Tempat menyimpan sampel yang harus bebas air
- Mengeringkan padatan

Cara menggunakannya :
o Dengan membuka tutup desikator dengan menggesernya ke samping.
o Letakkan sampel dan tutup kembali dengan cara yang sama.
Keterangan :
Silika gel yang masih bisa menyerap uap air berwarna biru; jika silika gel sudah berubah menjadi merah muda maka perlu dipanaskan dalam oven bersuhu 105 oC sampai warnanya kembali biru.


Fungsi desikator adalah :
digunakan untuk proses pengeringan, baik dengan menggunakan senyawa higroskopis (kalsium klorida dan silica gel) atau proses penghampaan.

12.  Mortar dan alu ( mortar and pestle )
Mortar terbuat dari porselen dengan ukuran diameter luar lumping adalah 70, 90, 110, 125, 140, dan 210 mm Mortar berfungsi untuk menggerus dan menghaluskan sampel.


13.  Corong Buchner
Berupa corong yang bagian dasarnya berpori dan berdiameter besar. Terbuat dari porselen, plastik atau kaca. Berguna untuk menyaring sampel agar lebih cepat kering. Cara menggunakannya dengan meletakkan kertas saring yang diameternya sama dengan diameter corong.
14. Erlenmeyer Buchner :
Berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin mengecil, ada lubang kecil yang dapat dihubungkan dengan selang ke pompa vakum. Terbuat dari kaca tebal yang dapat menahan tekanan sampai 5 atm. Ukurannya mulai dari 100 mL hingga 2 L. Dipakai untuk menampung cairan hasil filtrasi.
Cara menggunakannya :
Diawali dengan memasang corong Buchner di leher labu, pasang selang yang tersambung ke pompa vakum pada bagian yang menonjol

15.  Krusibel
Berupa mangkok kecil yang dilengkapi tutup dan terbuat dari porselen tahan panas, alumina. Dipakai sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia. Pada saat krus masih dalam keadaan panas, jangan langsung dikenai air. Perubahan suhu mendadak menyebabkan krus pecah

16.  Botol semprot ( bottle wash )
Berupa botol tinggi bertutup yang terbuat dari plastik. Berfungsi sebagai tempat menyimpan aquades. Cara menggunakannya dengan menekan badan botol sampai airnya keluar.
Kaki tiga krus ( clay triangle )
Terbuat dari porselen dan berfungsi untuk menaruh krusibel saat akan dipanaskan langsung di atas api.

17.  Statif  ( statif )
Terbuat dari besi atau baja yang berfungsi untuk menegakkan buret, corong, corong pisah dan peralatan gelas lainnya pada saat digunakan.

18.  Klem buret ( ordinary clamp )
Terbuat dari besi atau baja untuk memegang buret yang digunakan untuk titrasi.

19.  Tang krusibel ( crucibles tongs )
 Terbuat dari besi atau baja untuk mengambil dan membawa krusibel.

20.  Penjepit tabung reaksi (
Bentuk rahang: persegi. Pegas : dipoles nikel dengan diameter: 10 -25 mm.
Kegunaan
Untuk menjepit tabung reaksi

21.  Labu destilasi (boiling flask )
Bahan borosilikat. Berlengan, kapasitas 125, dilengkapi karet penutup berlubang kira-kira 6 mm.
Kegunaan
Untuk destilasi larutan

22.  Pipet Filler (pengisap pipet)
Tipe: bola karet kenyal dengan 3 knop. Bola karet tidak mudah lembek.
Kegunaan
Untuk menghisap larutan yang akan diukur




23.  Rak tabung reaksi
Bahan: Plastik , jumlah lubang: 40 , diameter: 16 mm
Kegunaan
Tempat tabung reaksi

24.  Spatula plastik
Bahan: plastik, kedua ujung bundar. Panjang: 150 mm.
Kegunaan
Pengambil zat Kristal
25.  Spatula logam
Terbuat dari bahan stainles stail: bibir lonjong, panjang : 150 mm.
Kegunaan
Pengambil zat yang tidak bereaksi dengan logam.

26.  Kawat Nikrom
Diameter 0.5 mm, panjang: 150 mm, Tangkai pemegang: gelas.
Kegunaan
Untuk megnidentifikasi zat dengan cara uji nyala

Minggu, 22 Mei 2011

Tugas Analisis Jenis Klasik

1.      Banyak ion-ion yang terlarut dalam air, misalnya air laut, sungai, limbah, ataupun dalam bentuk padatannya seperti pada tanah atau pupuk. Unsur logam akan membentuk ion positif atau kation dan unsur non logam akan membentuk ion negative atau anion.Metode yang digunakan untuk menentukan keberadaan kation dan anion tersebut dalam bidang kimia disebut….
2.      Sebutkan cara mengidentifikasi ion-ion berdasarkan sifat fisika secara modern !.
3.      Beberapa reaksi kimia yang digunakan dalam analisa kualitatif  adalah merupakan cara analisa secara kimia. Reaksi reaksi yang biasa digunakan adalah
4.      Pemisahan golongan –golongan logam dengan ecara H2S adalah berdasarkan atas perbedaan….
5.      Kation yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan warna biru adalah….
6.      Kation MnO4- jika dilarutkan dalam air akan memberikan warna ….
7.      Pada analisa kualitatif untuk uji pendahuluan salah satunya adalah dengan melakukan uji nyala. Urutan melakukan uji nyala yang benar adalah….
8.      Suatu sampel diperlakukan uji nyala ketika di bakar ternyata menghasilkan warna hijau kekuningan maka dimungkinkan pada sampel itu mengandung kation….
9.      Pada analisis basah dilakukan dengan cara melarutkan sampel dalam  pelarut yang tepat jika suatu sampel tidak larut dalam air maka urutan pelarut yang sesuai digunakan untuk melarutkan sampel yang benar adalah….
10.  Pelarut terakhir yang digunakan apabila pelarut yang yang sebelumnya tidak bisa melarutakan adalah air raja ( aqua regia ) yaitu campuran antara asam klorida dengan asam nitrat dengan perbandingan….
11.  Analisis kation memerlukan pendekatan yang sistematis umumnya dilakukan dengan 2 cara yaitu pemisahan dan identifikasi. Yang dimaksud dengan pemisahan adalah….
12.  Pada analisis kation, kation digolongkan menjadi beberapa  golongan, di bawah ini yang termasuk kation golongan 1 adalah….
13.  Pada golongan kation-kation yang tidak mempunyai pereaksi pengendap  adalah kation dengan golongan….
14.  Jika larutan terdapat perak maka uji identifikasinya dengan menambah larutan asam klorida, kemudian menambahkan lagi larutan amoniak berlebihan maka terjadi….
15.  Suatu larutan mendandung ion-ion K+, Na+, Ca2+, Ba2+, Fe2+, Zn2+, Ag+, Hg+. Larutan tersebut diberi asam encer berlebihan, maka akan terbentuk endapan….
16.  Suatu sampel diketahui mengandung kation golongan 1, penambahan K2CrO4 pada filtrat air panasnya membentuk endapan kuning, maka kation yang mungkin ada adalah….
17.  Endapan kuning akan terjadi bila gas H2S dialirkan ke dalam larutan…..
18.  Sulfida yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam asam klorida adalah….
19.  Suatu larutan mengandung ion –ion Mg, Ba, Al dan Cu. Jika kedalam larutan itu ditambahkan larutan NH4Cl dan NH4OH yang terlebih dahulu mengendap adalah….
20.  Logam Zn akan mengendap bila pada larutan sulfatnya ditambahkan logam-logam…..
21.  Dari golongan 3 antara lain terdiri atas Al, Fe, Co, Ni, dan Zn yang bersifat amfoter adalah….
22.  Bila sejumlah serbuk putih dicampur dengan MnO dan H2SO4 dan kemudian dipanaskan maka terbentuk  uap  yang berwarna ungu. Bila uap ini dikumpulkan dalam larutan kanji maka timbullah warna biru tua , serbuk putih tadi kemungkinan adalah….
23.  Ion Fe3+ dan OH- bereaksi membentuk endapan yang berwarna….
24.  Untuk mengubah Fe2+ menjadi Fe3+ digunakan pereaksi....
25.  Untuk membedakan senyawa stanni dan stanno dapat digunakan reagen….
26.  Penambahan H2S untuk mengendapkan kation golongan 3 dapat diganti dengan....
27.  Kation golongan 4 yang sangat tidak larut dalam air adalah....
28.  Kation golongan 4 dipanaskan dengan NaOH 6 M akan tercium bau gas amoniak kation tersebut adalah...
29.  Pada analisis anion dari hasil pengamatan larutan ketika ditambahkan asam sulfat pekat dimungkinkan anion yang ada adalah….
30.  Pada analisis anion diamati suatu larutan ketika ditambahkan asam sulfat : bergelembung, uap ungu, dan berbau seperti H2S maka dimungkinkan anion yang ada adalah….
A.                                                      
31.  Suatu analisis anion ketika penambahan asam sulfat pekat dingin diperoleh hasil pengamatan perubahan warna dari kuning menjadi jingga, maka dari hasil itu anion yang ada adalah….
32.  Analisa anion dengan penambahan asam sulfat pekat melalui dinding tabung yang dimiringkan dengan sudut 30o dan terbentuk cincin coklat maka anion yang dimungkinkan adalah….
33.  Analisis anion dari hasil pengamatan sampel yang ditambahkan etanol yaitu tercium bau seperti buah-buahan, maka bisa diketahui anion yang mungkin ada adalah….
34.  Bergelembung, tidak berwarna, bau menusuk, asap putih pada udara lembab, lakmus biru menjadi merah
35.  Bergelembung, berwarna coklat , bau menusuk, berasap, lakmus biru menjadi merah adalah ciri-ciri anion....
36.  Jelaskan tentang analisa pendahuluan ketika melakukan pengamatan uji organoleptis dan pengamatan uji kelautan dan pH !
37.  Analisis kation meliputi pemisahan dan identifikasi jelaskan !
38.  Untuk memisahkan kation golongan 2 dengan kelompok kation lainnya maka kation golongan 2 diendapkan sebagai garam sulfida dengan konsentrasi ion H+ dibuat sekitar 0,3 M ( pH 0,5 ). Mengapa kondisi ini sangat penting ?
39.  Untuk pemisahan kation golongan 3 dipisahkan menjadi 2 sub golongan sebutkan dan beri contoh kationnya !
40.  Bagaimana cara melakukan uji anion :
a.    Sulfat
b.    Asetat
c.    Kromat
d.   nitrat